Rabu, 08 Desember 2010

Puisi "Musim Semi"

Beristirahat di langit, lebih tinggi dari burung hibari, di lereng gunung.

Laut di musim semi, ombak membasahi pantai dengan lembutnya,
sepanjang hari.

Betapa indahnya bunga kuning di padang liar, rembulan berada di
langit timur, mentari terbenam di langit barat.

Jumat, 19 November 2010

NHK (日本放送協会, Nippon Hōsō Kyōkai)

NHK
(日本放送協会, Nippon Hōsō Kyōkai), atau Perusahaan Penyiaran Jepang adalah sebuah badan penyiaran umum di Jepang. Radio Tokyo adalah nama tidak resmi NHK, dan merujuk kepada asal-usulnya sebagai sebuah stasiun radio.

NHK saat ini mengendalikan dua jasa siaran televisi melalui pancaran darat (terrestrial), NHK General TV dan NHK Educational TV, tiga jasa siaran TV melalui satelit, NHK BS-1, NHK BS-2 dan NHK Hi-Vision (penyiaran definisi tinggi) dan tiga rangkaian radio, NHK Radio 1, NHK Radio 2 dan NHK FM. Untuk mereka yang berada di luar negari, NHK juga menyiarkan NHK World TV, NHK World Premium dan NHK World Radio NHK dimiliki oleh Sony Corporation, kelompok media yang memiliki Indosiar, SCTV, Metro TV, Trans 7, TBS, Fuji TV, Tokyo MX, TV Tokyo, TV Asahi dan Nippon Television.

Sejarah

NHK didirikan pada tahun 1926, berdasarkan model perusahaan radio Britania Raya, BBC. Sebuah jaringan radio kedua dimulai pada 1931 dan siaran gelombang pendek dipancarkan ke luar negeri pada tahun 1935.

Pada November 1941, Tentara Kekaisaran Jepang menasionalisasikan seluruh kantor berita umum dan mengkordinasikan usaha mereka melalui pembentukan Majelis Perhubungan Informasi Rahasia yang terdiri daripada wakil dari Angkatan Darat dan Laut, dan juga dari beberapa agensi pemerintah seperti Kementerian Luar, Kementerian Asia Timur Raya, Kementerian Transportasi, Biro Informasi Kabinet dan Kantor Berita Domei dan NHK. Setelah itu, segala media cetak dan penyiaran menjadi pengumuman resmi Markas Besar Tentara Kekaisaran Jepang di Tokyo selama berlangsungnya Perang Dunia II.

Senin, 15 November 2010

J-Rock

Sejarah musik rock Jepang

Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly yang merupakan salah satu gaya rock 'n' roll.

Rockabilly yang dimulai di berbagai kelab jazz melahirkan penyanyi rockabilly seperti Mickey Curtis, Masaaki Hirao, dan Keijirō Yamashita. Pada bulan Februari 1958, ketiganya tampil dalam konser Westan Kānibaru I (Western Carnival I) di gedung pertunjukan bernama Nihon Gekijō, Tokyo.

Di akhir dekade 1950-an, kepopuleran rockabilly yang mulai surut digantikan era Kabā Popsu (cover pops) yang terdiri dari berbagai jenis musik. Di antara tokoh cover pops terdapat musisi seperti Yūya Uchida dan Isao Bitō yang berakar pada genre rockabilly. Selain itu, cover pops dengan gaya Liverpool Sound lahir mengikuti kepopuleran grup-grup musik seperti The Beatles di sekitar tahun 1963.

Gitar elektrik produk dalam negeri yang bisa dibeli dengan harga murah membantu terciptanya demam Ereki (musik rock dengan gitar elektrik). Istilah "Ereki" merupakan singkatan dari kata erekigitā (エレキギター?, gitar listrik). Penggemar musik rock di Jepang banyak yang berganti identitas dari pendengar setia menjadi musisi rock.

Dari Ereki ke Liverpool Sound dan British beat

Sekitar tahun 1964-an, The Astronauts dan The Ventures menjadi populer di Jepang. Musik yang dimainkan musisi seperti Terauchi Takeshi to Burū Jīnzu (Takeshi Terauchi & Blue Jeans) disebut surf music alias musik Ereki (Eleki). Rekaman lagu The Astronauts dan The Ventures dengan lirik bahasa Jepang seperti yang dibawakan Fujimoto Kōichi juga menjadi hit. Musik Ereki dengan seketika mencapai puncak kepopuleran. Grup band Ereki di Jepang pada masa itu tidak saja memainkan lagu-lagu surf music, melainkan juga lagu-lagu berirama Liverpool Sound milik berbagai grup band asal Inggris yang menandai era gerakan musik British Invasion. Di tahun 1965, Yuzo Kayama membentuk band Ereki tiruan The Ventures yang disebut The Launchers. Grup musik ini begitu populer hingga Yuzo Kayama dijadikan peran utama dalam film Ereki no wakadaishō (Electric Guitar Young Guy atau Campus A-Go-Go).

Pada tahun yang sama, Tokyo Beatles merilis piringan hitam berisi lagu-lagu The Beatles dengan lirik bahasa Jepang. Selain itu, Tokyo Beatles juga mengeluarkan PH berisi lagu-lagu yang pernah dibawakan grup musik Inggris yang memainkan Liverpool Sound.

Group sounds

Kedatangan The Beatles untuk tampil dalam pertunjukan di Jepang membuat grup-grup musik Ereki berganti warna musik agar ikut bisa bergaya British Invasion. Di antara perintis British Invasion di Jepang terdapat grup musik seperti Jackey Yoshikawa and his Blue Comets dan The Spiders. Pada saat yang bersamaan tampil grup musik berirama Group Sounds (Gurūpu Saunzu). Aksi panggung band-band berirama Group Sounds banyak meniru grup musik berirama British Invasion, tapi sebagian besar singel dan album mereka tidak berirama rock, melainkan Kayōkyoku atau Wasei Pops (pop Jepang).

Era 1960-an hingga 1970-an

Akhir dekade 1960-an hingga pertengahan dekade 1970-an diwakili grup-grup musik seperti Hadaka no Rallies, Jacks, RC Succession, Joe With Flower Travellin' Band, Mickey Curtis & Samurai, Blues Creation, Murahachibu, The Mops, PYG, Happy End, Sadistic Mika Band, Fried Egg, Yonin Bayashi, Magical Power Mako, Zunō Keisatsu dan Gedō. Tidak juga ketinggalan grup rock seperti Carol, Cools, dan band asal Kansai seperti Funny Company yang disebut sebagai Carol-nya Jepang bagian barat.

Daerah Kansai di dekade 1970-an diwarnai dengan rock aliran blues rock yang mirip southern rock. Musik jenis ini dibawakan pemusik rock seperti Ueda Masaki and South to South, serta West Road Blues Band. Sementara itu, angin Okinawan rock berhembus dari Okinawa. Aliran ini dibawakan Katchan Condition Green dan grup Murasaki. Dari namanya saja, grup Murasaki (bahasa Jepang untuk warna ungu) sudah jelas ingin diasosiasikan dengan Deep Purple. Dari Nagoya tampil Kondō Fusanosuke dengan grup Break Down. Ayukawa Makoto dengan grupnya yang bernama Son House tampil dari Fukuoka dan nantinya disebut perintis Mentai Rock.

Era rock Jepang hingga tahun 1980-an

Dekade 1970-an dimeriahkan Uzaki Ryūdō dengan kelompoknya yang Downtown Boogie-Woogie Band, grup Carol yang mendapat pengaruh kuat The Beatles, Off Course, dan Tulip. Selain itu, mantan anggota kelompok irama group sounds The Tigers yang berkarier solo, Kenji Sawada terus menghasilkan singel dan album berwarna rock. Takurō Yoshida dan Yōsui Inoue adalah penyanyi paling laris di Jepang saat itu. Keduanya dipengaruhi Bob Dylan dan musik-musik mereka bergaya folk rock. Sementara itu, grup musik yang paling laris adalah Garo dan NSP (grup musik) yang mendapat pengaruh dari Crosby, Stills, Nash & Young.

Grup musik yang terkenal di Jepang pada pertengahan dekade 1970-an, misalnya: Kai Band yang memiliki warna rock yang kuat, Shōgo Hamada, Miyuki Nakajima, dan Momoe Yamaguchi yang banyak membawakan lagu ciptaan Ryūdō Uzaki. Walaupun banyak grup musik rock yang terkenal, musik rock masih belum diterima seluruh lapisan masyarakat.

Keadaan ini diubah oleh band Carol yang didirikan Eikichi Yazawa dan tiga tokoh rock ternama: Sera Masanori & Twist, Shinji Harada, Char yang dikenal sebagai "tiga besar dalam rock" (rokku gosanke). Musik rock makin mudah diterima orang Jepang berkat Southern All Stars yang memulai debutnya di tahun 1978, The Alfee, Kenji Sawada, dan Godiego (hanya single yang dirilisnya saja). Di akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an bermunculan musisi dan grup rock seperti Terao Akira, Creation, Yoshito Machida, Yamanaka Joe, Yanagi George & Rainy Wood, RC Succession, Monta & Brothers, Masaki Ueda, Kai Band, Shōgō Hamada, dan Masahiro Kuwana yang banyak melahirkan lagu-lagu hit. Bulan Maret 1980, Motoharu Sano memulai debutnya, tapi masih kurang mendapat sambutan.

Era new wave

Jepang di sekitar tahun 1980-an ramai dengan grup musik berbagai aliran seperti punk rock, new wave, techno-pop, hard rock, dan heavy metal. Grup musik yang mewakili era tersebut, misalnya: BOW WOW, Loudness, Yellow Magic Orchestra, Anthem, Earthshaker, 44Magnum, dan Hound Dog. Dari Fukuoka tampil grup-grup seperti Sheena & The Rokkets yang dipimpin Ayukawa Makoto, The Mods, A.R.B., The Roosters, dan The Rockers yang membawakan aliran Mentai Rock, serta The Checkers. Grup lain asal periode ini misalnya, Chanels (Rats & Star) yang dibesarkan di live house. Dari daerah Kanto tampil grup-grup musik seperti Plastics, Anarchy, Juicy Fruits, The Venus, Ippudō, Hikashu, dan P-Model.

Era band

Boøwy memulai debutnya di tahun 1982 dan band ini nantinya mempunyai pengaruh kuat dalam dunia musik rock Jepang. Sejak akhir dekade 1970-an, grup musik dari label rekaman Indies terus populer, sehingga terjadi "Band Boom" di Jepang pada paruh kedua dekade 1980-an. Pada masa itu terdapat banyak sekali grup-grup musik yang populer. Princess Princess, Unicorn, Jun Sky Walker(s), Bakufu-Slump, dan Pink Sapphire adalah nama-nama grup musik pencetak banyak sekali lagu hit di pertengahan tahun 1980-an. Di jalur heavy metal, Seikima II merupakan band yang paling populer dan sering tampil di televisi.

B'z memulai debutnya tahun 1988. Di tahun yang sama, album berjudul Covers oleh RC Succession dihentikan peredarannya akibat protes berbagai kalangan karena lagu-lagu bertema antiperang dan antinuklir. X Japan memulai debutnya di tahun 1989 dan berhasil menggetarkan Jepang dengan musik heavy metal yang dapat diterima semua kalangan. X Japan merupakan perintis gerakan musik Visual Kei yang melahirkan band-band yang mengekor ketenaran X Japan. Dari label Indies lahir grup rock Kin-Show (King-Show) yang bernaung di bawah perusahaan rekaman Nagomu Record.

Di akhir dekade 1980-an, The Flipper's Guitar memulai debutnya sebagai pemimpin gaya Shibuya Kei nantinya menjadi sub-budaya tersendiri. Gerakan musik Shibuya Kei memadukan unsur musik jazz, fusion, dan musik tradisional Jepang. Di sekitar waktu yang sama, Ozaki Yutaka juga mencapai puncak ketenaran. Lagu-lagunya bertema kritik sosial yang dilihat dari sudut pandang generasi muda.

Akhir "Band Boom"

Mr.Children yang beranjak dari live house La Mama di Shibuya memulai debutnya di tahun 1994. Kesuksesan Mr.Children diikuti oleh Spitz, ulfuls, The Yellow Monkey, dan Elephant Kashimashi.

Pertengahan dekade 1990-an merupakan puncak ketenaran band Visual Kei. Kehadiran Luna Sea mendapat sambutan luar biasa penggemar musik Jepang, diikuti oleh Glay dan L'Arc~en~Ciel (walaupun L'Arc~en~Ciel sendiri menolak disebut sebagai band Visual Kei).

Lagu-lagu dari band Visual Kei banyak dipakai sebagai lagu tema anime dan permainan video, sehingga keberhasilan anime dan permainan video di luar Jepang turut menyeret kepopuleran band Visual Kei di luar Jepang. Sementara itu, penyanyi rock wanita seperti Maki Oguro, Nanase Aikawa, dan Ringo Shiina sedang berada di puncak ketenaran. Di saat yang bersamaan muncul tren mendirikan grup musik campuran dengan vokalis wanita, seperti Judy and Mary dan Hysteric Blue. Pada waktu itu juga populer grup The High-Lows yang didirikan Hiroto Kōmoto dan Masatoshi Mashima yang keduanya mantan The Blue Hearts. Aliran baru yang disebut Melodic Hardcore diciptakan oleh Hi-Standard, Nicotine, Snail Ramp, dan Kemuri. Lirik lagu berbahasa Inggris yang sekarang sudah menjadi barang lumrah justru dimulai oleh Hi-Standard. Pada saat yang sama, band wanita Shonen Knife menjadi populer di luar Jepang. Mitos "sukses di luar negeri harus pandai betul memainkan instrumen" luntur dengan keberhasilan Shonen Knife menjadi band pembuka konser Nirvana pada tahun 1993. Beberapa band lain asal Jepang yang populer di luar negeri, misalnya Guitar Wolf, Boredoms, dan The 5.6.7.8's.

Akhir dekade 1990-an ditandai dengan puncak kepopuleran Blankey Jet City dan thee michelle gun elephant. Pada masa itu sering diadakan konser di alam terbuka seperti Fuji Rock Festival. Kelompok musik seperti Number Girl, Supercar, Yura Yura Teikoku yang termasuk aliran Rockin juga banyak menarik perhatian penggemar.

T.M.Revolution, Gackt, dan Kiyoharu yang memulai debutnya sebagai Visual Kei beralih sebagai musisi solo yang terus menghasilkan lagu yang dapat memasuki tangga lagu pop hingga sekarang.

Tahun 2001 hingga sekarang

Di awal tahun 2000-an mulai terdapat gaya Seishun Punk yang dimulai oleh Stance punks, Gagaga SP, dan Going Steady. Saat itu populer grup musik seperti Bump of Chicken, Asian Kung-Fu Generation, dan Acidman yang tergolong genre Shimokita Kei.

Sejak pertengahan tahun 2000-an terdapat banyak sekali grup bergenre Melodic Hardcore dan Emocore seperti Ellegarden dan Asian Kung-Fu Generation. Musisi yang berjasa di masa kejayaan Melodic Hardcore tahun 1990-an juga ikut bangkit kembali, misalnya: mantan anggota Hi-Standar yang bernama Ken Yokoyama berkarier solo, Ultra Brain, dan Snail Ramp.

Saat ini populer kelompok J-Rock seperti Bump of Chicken dan Sambo Master yang matang sebagai grup rock aliran utama. Selain itu juga terdapat Rize, Orange Range, HY, dan Dragon Ash yang tergolong genre Mixture rock.

Jumat, 29 Oktober 2010

J-pop

J-pop (ジェイポップ, also J-POP), an abbreviation for Japanese pop, is a loosely-defined musical genre that entered the musical mainstream of Japan in the 1990s. Modern J-pop has its roots in 1960s music such as The Beatles, and replaced kayōkyoku ("Lyric Singing Music", a term for Japanese pop music from the 1920s to the 1980s) in the Japanese music scene. The term was coined by the Japanese media to distinguish Japanese music from foreign music, and now refers to most Japanese popular music. According to 2006 data from the International Federation of the Phonographic Industry, Japan has the second largest market for recorded music in the world, behind the United States.

Form and definition

The origin of modern J-pop is said to be Japanese-language rock music inspired by The Beatles. Unlike the Japanese music genre called kayōkyoku, J-pop uses a special kind of pronunciation, which is similar to that of English. One notable singer to do so is Keisuke Kuwata, who pronounced the Japanese word karada ("body") as kyerada. Additionally, unlike Western music, the major second (sol and la) was usually not used in Japanese music, except art music, before rock music became popular in Japan. When the Group Sounds genre, which was inspired by Western rock, became popular, Japanese pop music adopted the major second, which was used in the final sounds of The Beatles' song "I Want to Hold Your Hand" and The Rolling Stones' song "(I Can't Get No) Satisfaction". Although Japanese pop music changed from music based on Japanese pentatonic scale and distortional tetrachord to the more occidental music over time, music that drew from the traditional Japanese singing style remained popular (such as that of Ringo Shiina).

Selasa, 26 Oktober 2010

Biography of My Remioromen


Remioromen (レミオロメン ?) adalah grup musik asal Jepang yang terdiri dari 3 personil dan dibentuk bulan Desember 2000.


Anggota

* Ryota Fujimaki: gitar dan vokal.

Lahir: 12 Januari 1980, lulusan Institut Teknologi Maebashi

* Keisuke Maeda: bass, vokal latar

Lahir: 11 September 1979

* Osamu Jinguji: drum, vokal latar

Lahir: 5 Maret 1980



Perjalanan karier

Remioromen dibentuk pada tahun 2000. Ketiga personilnya berasal dari Prefektur Yamanashi. Nama Remioromen sebenarnya tidak memiliki arti khusus melainkan dari gabungan kata kesukaan mereka yang ditentukan lewat permainan janken (gunting, batu, kertas). Masing-masing personil boleh memasukkan kata kesukaan mereka setiap kali memenangkan janken. Fujimaki senang dengan grup band Radiohead yang dalam bahasa Jepang disebut "rediohedo", sehingga ia memasukkan kata "re"; Jinguji memasukkan "mi" dan "o". Mi adalah nama pacarnya dan O adalah huruf depan namanya; Maeda senang dengan trem, sehingga memasukkan kata romen (dari bahasa Jepang, romendensha yang berarti "trem"). Setelah singel mereka yang berjudul "Sangatsu Kokonoka" dirilis, mereka kembali ke Yamanashi untuk melaksanakan konser di sekolah lama mereka.

Pada tahun 2005, Remioromen merilis singel mereka yang berjudul "Konayuki". Pada tahun itu juga, Konayuki digunakan sebagai insert song untuk serial TV Ichi Rittoru no Namida (1 Liter of Tears). Lagu "Sangatsu Kokonoka" pun dijadikan sebagai lagu paduan suara dalam film itu. Remioromen dikenal di Indonesia berkat lagu "Konayuki" dan "Sangatsu Kokonoka".

Pada tahun 2006, Remioromen memenangkan The Best Pop Video Award lewat video klip Konayuki.

Sekarang pun pada tahun 2007, Remioromen telah merilis 2 singel mereka, "Akanezora" dan "Hotaru/Run". Singel "Hotaru/Run" adalah singel dengan dua lagu andalan yang disebut singel ryō A-men. Singel tersebut dirilis dalam edisi terbatas dan edisi biasa yang masing-masing berbeda dalam urutan lagu dan desain sampul. Lagu "Hotaru" dijadikan lagu tema film Bizan yang dibintangi Nanako Matsushima. Di tahun ini juga remioromen telah merilis singel terbaru mereka bertajuk "Wonderful & Beautiful", yang terdiri atas tiga lagu, yaitu "Wonderful & Beautiful", "Wonderland", dan "Rizumu (Rhytm)". Wonderland sendiri dijadikan theme song untuk film Smile ~Seiya no Kiseki~, lalu Rhytm dan Akanezora dijadikan theme song JRA 2007, sebuah perusahaan balap kuda. Remioromen juga telah memperkenalkan lagu barunya yaitu "Koi no Yokan". Bulan Juli 2008, tepetnya tanggal 30, Remioromen akan merilis singel terbaru mereka berjudul "Motto Tooku e/Orchestra" yang merupakan singel ketiga belas remioromen.

Diskografi

Album

* Festa (Album Indielabel)
* Asagao
* Ether
* Horizon
* Flash and Gleam

Singel

* "Ameagari" (21 Mei 2003)
* "Denwa" (20 Agustus 2003)
* "Sangatsu Kokonoka" (9 Maret 2004)
* "Akashia" (19 Mei 2004)
* "Moratorium (singel)|Moratorium" (12 Januari 2005)
* "Minami Kaze" (9 Februari 2005)
* "Ao no Sekai" (12 Oktober 2005)
* "Konayuki" (16 November 2005)
* "Taiyou no Shita" (1 Maret 2006)
* "Akanezora" (14 Maret 2007)
* "Hotaru/Run" (9 Mei 2007)
* "Wonderful & Beautiful" (12 Desember 2007)
* "Motto Tooku e" (30 Juli 2008)
* "Yume no Tsubomi" (7 January 2009)

Pranala luar

* (ja) Situs resmi
* (ja) Profil di Speedstar Records

Jumat, 08 Oktober 2010

Nidji - Sang Mantan












Dulu aku kau puja
Dulu aku kau yang sayang
Yang selalu engkau cinta
Kini roda telah berputar

Kini aku kau hina
Kini aku kau buang
Jauh dari hidupmu
Kini aku sengsara
Roda memang telah berputar

Mana janji manismu
Mencintaiku sampai mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku terpuruk sendiri
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Sakit teriris sepi
Ketika cinta telah pergi
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Mana janji manismu
Setia sampai aku mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku jatuh dan sendiri

Mana janji manismu
Mencintaiku sampai mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku terpuruk sendiri
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Mana janji - janjimu...

Kamis, 10 Juni 2010

THE JAPANESE SAMURAI CODE

THE JAPANESE SAMURAI CODE

BUSHIDO adalah sebuah kode etik yang dijunjung tinggi oleh keluarga samurai di Jepang yang memerintah negara dari tahun 1192 sampai tahun 1868,tetapi sampai sekarang kode etik masih diyakini keluarga samurai mempengaruhi segala aspek kehidupan orang Jepang. Kode-kode etik Bushido termasuk keyakinan,filosofi dan spiritual,etika hubungan dengan orang lain,etika berpakaian,etika kerja,kehidupan berkeluarga,dan rekreasi.
Do,Waza & Kata
Do berarti “cara”
Wa berarti “keahlian”
Kata berarti “bentuk kebiasaan”
Budaya Waza dan Do adalah elemen-elemen kunci dalam seni,kerajinan & pencarian estetika yang luar biasa
“Cara Hidup Samurai” adalah ajaran dari beberapa berbagai sekolah tentang pencapaian estetika & seni bela diri yang terus memandang penting nilai dalam cara hidup tradisional. Dan bertindak dengan tanggung jawab pribadi,berkomunikasi dengan jelas & jujur,memegang kehormatan,bersikap secara adil terhadap orang lain,dan bekerja dengan energi yang tidak dibatasi,serta memelihara sikap rendah hati,tidak membuat permasalahan dan tidak menyombongkan prestasi diri atau orang lain.
“ Ki ga susumanai” berarti “jiwaku tidak terpuaskan”
Suatu konsep bahwa tidak boleh meras cepat puas dengan apa yang telah dicapai
Nilai-nilai semangat dan karakter 4 G (Giri,Gisei,Gaman & Ganbaru)
a) Giri berarti “kewajiban,tugas,keadilan”
adalah pondasi kode etik samurai,yang mengikat dari lahir akan hal-hal dan tingkatan tertentu dalam bentuk kewajiban yang menyentuh kehidupan secara positif. Hal ini disertai dengan konsep & praktik Chusei shin yaitu “kesetiaan tertinggi”
b) Gaman kurabe berarti “uji ketekunan” atau “pertandingan ketahanan”,metode ini bergerak dari hal yang paling kecil dalam suatu tantangan personal. Kegagalan yang terjadi biasanya dicegah dengan hal ekstrim. Selain itu,metode ini juga menggerakan diri untuk memikul & bertekun dalam menghadapi segala tantangan.
c) Gamanzuyoi terdiri dari pemikiran akan “ketabahan yang kuat”,ketekunan kuat”,”kesabaran yang kuat” dan dedikasi untuk menyelesaikan tugas serta merupakan faktor yang membuat sesuatu berjalan serta bertanggungjawab untuk usaha
d) Ganbaru artinya “bertahan,berdiri tegak,melawan,pantang menyerah”
Dan biasanya diucapkan pada kalimat berikut ini :
- Ganbarimasu (“saya akan bertahan,saya tidak akan menyerah”)
- Ganbarimasho (“masih bertahan,jangan pernah menyerah”)
- Ganbatte (“bertahan,jangan menyerah”)
Lalu pondasi utama karakter & semangatnya digolongkan dalam kata “gisei” yaitu “pengorbanan”,perngorbanan individualitas.


Apa yang dapat dipelajari tentang semangat samurai?
Disiplin emosional,intelektual,dan spirirtual yang diperkirakan seseorang demi berjuang setiap hari untuk melakukan hal yang lebih banyak
“Mu: berarti “kekosongan”,sikap tidak mementingkan diri sendiri
Suatu konsep ketidakegoisan,dalam istilah puitisnya seperti “hidup” dengan memikirkan orang lain dari hati yang terdalam